Kurikulum

KITAB KUNING DAN SAINS DI PESANTREN MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL KI BAGUS HADIKUSUMO

A. Prolog; Masih Ada Orang ‘Alim di Muhammadiyah

Belum lama setelah kelulusan santri SMA angkatan pertama (yang nyantrinya hanya 3 tahun ditambah 1 tahun takhasus), ada salah satu alumni yang mendapat saran dari pimpinan pondok agar mendapatkan pengalaman belajar di pondok pesantren salafiyah (tradisional). Singkat cerita, pada saat alumni tersebut minta melanjutkan belajar n murojaah hafalan alfiyah ibnu Malik kepada salah satu Kyai di salah satu pondok salafiyah, sang Kyai bertanya tentang pesantren asal santri alumni itu. Setelah mendengar jawaban bahwa ternyata santri alumni itu berasal dari Pesantren Muhammadiyah, sang Kyai merasa heran dan bertanya lagi untuk lebih meyakinkan dirinya jika ada Pesantren Muhammadiyah yang dikenal berhaluan modernis mengajarkan santrinya kitab-kitab klasik (kitab kuning) dan menghafalkan untaian nazham (syair) di dalamnya.

Kemudian santri alumni itu, untuk meyakinkan sang Kyai, menyebutkan beberapa kitab klasik lainnya dalam bidang akidah dan fikih yang sempat dia pelajari di MBS Ki Bagus Hadikusumo (walaupun tidak sampai tamat karena keterbatasan waktu belajar yang hanya 4 tahun di samping belajar formal di sekolah). Setelah mendengar keterangan itu, Sang Kyai mengambil kesimpulan; berarti masih ada orang alim di (Pondok Pesantren) Muhammadiyah.
Demikian juga kebanggaan dan dukungan ditunjukan oleh Prof. Muhadjir Effendy (Menteri PMK Kabinet Indonesia Kerja yang pada saat itu masih sebagai MENDIKNAS) dan Prof. Abdul Mukti sebagai Sekum PP. Muhammadiyah, setelah beliau berdua dalam waktu yang berbeda mengetahaui prestasi para santri dalam bidang sains, seni dan olahraga sekaligus mendengarkan langsung kemampuan para santri menghafal untaian nazham dari beberapa kitab klasik tersebut di sela kunjungannya ke MBS Ki Bagus Hadikusumo. Hal ini sangat menggembirakan kedua pimpinan pusat tersebut di tengah dugaan kelangkaan ulama (dalam terminology khusus) di persyarikatan, ternyata masih ada harapan lahirnya kader ulama di masa depan dari rahim persyarikatan yang mempunyai manhaj khas dan berkemajuan.

B. Profil Pesantren

Berawal dari pertemuan tiga kader yang duduk di Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jakarta ; Dr. KH. Endang Mintarja, MA., KH. Ahsin Abdul Wahab, MA., dan Kiai Nur Achmad, MA., yang ingin mewujudkan amanat Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar tahun 2015 agar setiap PWM mendirikan dan mengembangkan pesantren yang modern, unggul dan berkemajuan.

Setelah berkonsultasi dan mendapatkan dukungan penuh dari sesepuh sekaligus wakil ketua PWM DKI Jakarta yaitu Ayahanda Drs. H. Husni Thoyar, MA., maka disepakati menunjuk Ayahanda DR. H. Edi Sukardi sebagai ketua pembangunan untuk mendirikan pesantren dengan nama Muhammadiyah Boarding School (MBS) Ki Bagus Hadikusumo PWM DKI di Jampang-Bogor sekaligus mengembangkan SMP Labschool Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah berdiri beberapa tahun sebelumnya.

Muhammadiyah Boarding School(MBS) Ki Bagus Hadikusumo PWM DKI akhirnya dilaunching pada 5 Mei 2016. Alhamdulillah setahun kemudian tepatnya Juli 2017 sudah menerima angkatan perdana sebanyak 45 santri SMP dan SMA, kemudian angkatan kedua Tahun 2018 sebanyak 130 santri dan angkatan ketiga Tahun 2019 sebanyak 160 santri. Dan terus bertambah hingga kini (TA 2022/2023) setelah 5 tahun berlangsung jumlahnya sekitar 500 santri yang berasal dari pelosok negeri. (data terlampir)

Visi MBS Jampang PWM DKI sebagai institusi Pendidikan Muhammadiyah tingkat menengah yang terdepan dalam menyiapkan kader ulama, pendidik, pemimpin, pendakwah bagi umat dan bangsa. Misi (1) Menyelenggarakan dan mengembangkan Pendidikan islam berasrama, holistic-integralistik dalam rangka membina dan mengembangkan kempotensi dan keunggulan santri di bidang ilmu-ilmu keislaman, sains, teknologi, seni dan budaya. (2) Menyelenggarakan dan mengadakan Pendidikan Bahasa arab, Bahasa inggris, da lainnya sebagai alat komunikasi untuk mendalami agama, sains, dan budaya. (3) Menyelenggarakan dan mengembangkan Pendidikan kepemimpinan dan kecerdasan moral dalam rangka membangun akhlak mulia dan jiwa kepemimpinan. (4) Menyelenggarakan dan mengembangkan Pendidikan keguruan dalam rangka mengembangkan kompetensi dan keunggulan siswa di bidang Pendidikan keguruan. (5) Menyelenggarakan dan mengembangkan Pendidikan ketrampilan guna membangun kemandirian dan keunggulan siswa di bidang wirausaha. (6) Menyelenggarakan dan mengembangkan Pendidikan kader Muhammadiyah dalam rangka membangun dan mengembangkan etos spirit berorganisasi dan perjuangan Muhammadiyah.

C. Memadukan Keunggulan Pesantren Salafiyah dan ‘Ashriyah (Modern)

Pesantren MBS Ki Bagus Hadikusumo adalah salah satu pesantren yang berupaya menggabungkan keunggulan pesantren salafiyah dalam penguasaan kitab kuning/klasik dan keunggulan pesantren modern dalam penguasaan bahasa, sains dan kepemimpinan. Oleh karena itu MBS Ki Bagus merekrut para pengajar dan Pembina santri dari dua tradisi pesatren tersebut dengan kualifikasi dan keunggulan masing-masing. Kurikulum pesantren pun dibuat sesuai dengan upaya mewujudkan dua keunggulan itu.

Selain kurikulum sekolah yang didominasi bidang sains dan Bahasa, kurikulum pondok diperkaya dengan referensi kitab-kitab klasik dasar maupun tingkat lanjut seperti nazham akidatul awam dalam ilmu akidah tingkat dasar disamping kitab jawahirul kalamiyah dan kifaayatul Awwam pada tingkat lanjut, nazham imrithy, amtsilah tasrifiyah, al-maqshud dan alfiyah ibnu Malik dalam bidang ilmu nahwu sharaf di samping kitab al-muyassar dan al-Kafi karya Ust Aceng Zakariya dari Persatuan Islam, tafsir Jalalain, nazham baiquniyah pendamping ilmu hadis, kitab nashaihul ibad dan riyadus shalihin sebagai kelengkapan pembinaan akhlak tashawuf. Sedangkan ilmu fikih dalam tingkat lanjut merujuk pada kitab I’aanatu Thalibin karya Sayyid Abu Bakar Syatha dan Fathul Wahhab karya Syaikhul Islam Zakariya al-Anshari. Perlu ditegaskan di sini, bahwa seluruh pengajaran ilmu keagamaan tersebut khususnya dalam bidang akidan akhlak dan ibadah menyesuaikan dengan keputusan Tarjih Muhammadiyah, sehingga tetap bernafaskan tajdid dan selaras dengan semangat berkemajuan.

Namun seiring dengan bertambahnya santri yang semakin banyak, sedangkan jumlah pengajar yang memenuhi kualifikasi tidak bertambah, rasio antara guru dan murid mulai tidak seimbang. Untuk mengatasi hal itu, pimpinan pondok mulai melibatkan para alumni dan santri takhasus yang memenuhi kualifikasi dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar secara langsung.

Selain kedua unggulan akademis tersebut, MBS Ki Bagus juga membantu mengembangkan potensi, minat dan bakat dalam bidang tahfizh Al-Quran dengan mendatangkan Pembina dari para alumni tahfizh dan membuat halaqah-halaqah tahfizh yang diselenggarakan setiap selepas shubuh dan menjelang maghrib. Walaupun target minimal sekitar 5 Juz sesuai arahan LP2M PP. Muhammadiyah, namun Alhamdulillah banyak santri yang melampaui target minimal tersebut. Sehingga mulai lahirlah hafizh dan hafizha di MBS Ki Bagus Hadikusumo.

Di samping memfasilitasi dalam pengembangan akademik, pondok juga memotifasi dan memfasilitasi santri dalam bidang seni dan olahraga. Sarana dan prasarana untuk kedua bidang non akademik ini terus diupayakan untuk ditingkatkan seiring dengan semakin banyaknya santri yang berpotensi dan berminat. Pembangunan studio music yang kini hanya ada satu sedang diupayakan agar ada 2 sehingga putra dan putri dapat berlatih di tempat yang berbeda dengan waktu yang sama. Demikian juga halnya dengan alat-alat marching Band akan diperbanyak dan diperbaiki kualitasnya untuk mendukung penampilan di event-event internal maupun eksternal pondok.

Sarana olah raga juga demikian, sejalan dengan pembangunan kampus II MBS Ki Bagus Hadikusomo yang berjarak kurang dari 300 meter dari kampus I, lapangan sepak bola basket dan voly agar dapat di tambah dan ditingkatkan pembinaannya. Penggemblengan untuk menciptakan para pendekar baru juga terus dipacu melalui Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang alhamdulilah cabang ini telah banyak menoreh prestasi di tingkat local sampai nasional. (data terlampir)

Pembinaan dalam bidang sains teknologi juga mendapat perhatian serius dari pihak pondok dengan terus meningkatkan laboratorium computer dan laboratorium IPA. Demikian juga ekstra kurikuler yang menunjang seperti pelatihan animasi, robotic, Fotoghrapi dan pembuatan konten di media social terus digalakan di samping kemahiran dalam bidang penelitian. Beberapa ajang perlombaan dalam bidang alhamdulilah telah menghantarkan para santri pada prestasi yang cukup menggembirakan dan diterima di fakultas eksakta Perguruan tinggi negeri maupun swasta. (Data terlampir)

Kendala yang dihadapi pondok dalam pembinaan dalam bidang sains ini di antaranya adalah belum adanya guru dalam bidang ini yang dapat tinggal di dalam pondok, sehingga pembinaan dapat lebih dioptimalkan. Oleh karena itu, pihak pondok sedang berusaha terus untuk dapat membangun perumahan khusus guru dan karyawan yang lokasinya dekat dengan pondok. Perluasan tanah pondok kerjasama dengan para developer di lingkungan Persyarikatan pun terus diupayakan.

Catatan yang tidak kalah penting dari keunggulan pondok ini adalah selama membangun, terutama Gedung-gedung sekolah, asrama perkantoran dan Masjid, belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Namun mengoptimalkan potensi dana umat khususnya warga persyarikatan dan orang tua wali dalam skema wakaf, zakat infak dan sedekah.

D. Pengembangan SDM

Untuk mewujudkan visi dan misi serta keunggulan yang menjadi ciri khas MBS Jampang. Pimpinan pondok merancang sebuah pola perkaderan berkelanjutan dengan cara:

1. Membiayai beberapa lulusan terbaik untuk mengikuti program semacam shortcourse (dauroh) dalam bidang ilmu Bahasa Arab dan ilmu-ilmu AL-Quran di Kairo Mesir selama 2-3 bulan. Kesempatan mengikuti program ini diberikan kepada santri putra maupun putri setiap tahun. Program serupa sedang dijajaki oleh MBS bekerjasama dengan Lembaga lain dalam peningkatan kemampuan Bahasa Inggris.

2. Memberikan rekomendasi pada setiap alumni untuk mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi Negeri maupun swasta dengan berbagai disiplin ilmu yang kelak dibutuhkan untuk pengembangan MBS secara khusus maupun persyarikatan secara umum.

3. Mengikutkan dewan guru dalam berbagai pelatihan sesuai dengan latar belakang keilmuan mereka.

4. Merekomendasikan dan mengupayakan beasiswa dari Lembaga terkait khusus bagi para guru yang akan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

5. Menyertakan semua karyawan dalam pelatihan yang dapat meningkatkan kinerja mereka dalam memberikan pelayanan di MBS Jampang.

6. Untuk menumbuhkan militansi sebagai warga persyarikatan dan menumbuhkan serta memperkuat kebersamaan, semua guru dan karyawan wajib mengikuti jenjang perkaderan internal Muhammadiyah secara berkala.

7. Memberikan kesempatan yang luas bagi para alumni untuk mengabdi menjadi guru dan karyawan MBS Jampang dengan harapan pada suatu saat semua elemen penggerak di MBS mempunyai dan memahami jiwa pesantren dan seluk beluknya.

8. Bagi para alumni yang mengabdi di MBS diberikan pembinaan secara Cuma-Cuma untuk mendalami ilmu kepesantrenan bersama Dewan Mudir sekaligus untuk mempersiapkan kader ulama yang mumpuni di masa depan.

9. Memberikan kesempatan yang luas pada warga MBS untuk berperan serta menghidupkan jiwa kewirausahaan di lingkungan MBS Jampang.

E. Model Kepemimpinan dan Manajemen Pesantren

MBS Ki Bagus Hadikusumo dipimpin dengan pola kolektif kolegial oleh tiga orang yang tergabung dalam Dewan Mudir MBS yang juga sementara ini merangkap sebagai dewan masyayikh (Kiai Pondok). Satu mudir ‘am (umum) memegang tanggungjawab secara umum kebijakan pondok terutama kurikulum, keuangan dan sumber daya insani. Mudir yang lain ada yang bertanggungjawab penuh dalam bidang persekolahan dan Kerjasama, sedangkan yang lainnya bertanggungjawab pada pola pengasuhan dan sekaligus sebagai public relation (Humas).

Ketiga Kiai yang tergabung dalam dewan mudir dipastikan merupakan kader persyarikatan yang satu hati satu visi sehingga setiap Langkah dan kebijakan merupakan refleksi keihklasan mereka dalam pengabdian untuk mengemban amanat persyarikatan dengan cara berupaya mewujudkan cita-cita bersama dalam mempersiapkan calon ulama, pendakwah, pemimpin, guru, pengusaha di masa yang akan dating. Kesatuan hati dan visi pimpinan akan berimplikasi pada setiap kebijakan dan langkah-langkah konkrit secara cepat dan efisien. Sehingga tidak terlalu banyak diskusi yang berkepanjangan dalam mengambil suatu kebijakan dan pelaksanaan di lapangan.

Di bawah ketiga dewan mudir tersebut ada bagian-bagian sebagai pelaksana kebijakan seperti; kepala sekolah smp maupun sma, kepala asrama, sekretaris dan bendahara pondok, bagian sumberdaya insani (HRD) yang tergabung dalam secretariat pondok sebagai Lembaga eksekutif dan harian pembinaan dan supervise terhadap pelaksanaan program di lapangan.

Sedangkan dewan mudir bertanggung jawab kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah sebagai pengelola dan berkordinasi dengan Universitas Muhammadiyah Jakarta sebagai Pembina pondok pesantren (BPP). Pelaksanaan program dan anggaran diaudit secara akuntabel oleh auditor independent yang ditunjuk oleh badan Pembina dan pengelola (owner).

Semua dewan guru dan karyawan dibina secara berkala dalam system perkaderan di Muhammadiyah dan secara intensif diberikan pelatihan Cuma-Cuma untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing (Arab terutama dan akan ditambah dengan Bahasa Inggris) guna mendukung pelaksanaan disiplin berbahasa di lingkungan pondok pesantren. Adapun penguatan keIslaman dan kemuhammadiyahan dalam pelaksanaan ibadah lebih dalam diberikan dalam pengajian-pengajian rutin.

F. Pelajaran Inspiratif

Di masa awal pembangunan pondok masih ada sedikit keraguan akan kemampuan untuk mewujudkan sebuah Lembaga yang representative namun bermodalkan keikhlasan dan kemandirian. Tidak sedikit godaan untuk agak melenceng dari koridor Islami dengan menerima tawaran bantuan tapi dengan syarat-syarat manipulatif. Alhamdulillah berkat nasehat dan dukungan konkrit Ayahanda Allahu yarham K.H. Husni Thoyar bahwa Allah Maha Kaya dan Kita tidak layak makan bangkai.

Pesan mendalam yang mencerminkan tauhid yang kokoh itu terus menguatkan semangat pimpinan untuk membangun pondok dengan cara yang halal dan bersih dari hal-hal yang manipulative apalagi koruptif. Menguatkan keikhlasan meneguhkan kemandirian dan kerja keras akan mengundang pintu-pintu keberkahan dan pertolongan dari Allah swt.

G. Penutup/Kesimpulan

Dari awal niat pendirian pondok pesantren MBS Ki Bagus Hadikusumo adalah untuk perkaderan dan mencetak kader ulama yang unggul di masa depan, bukan untuk bisnis apalagi sekedar menjadi penggembira amal usaha persyarikatan. Oleh karena itu, pimpinan pondok berkomitmen membesarkan pondok dengan cara menjaga quality control dengan dapat memastikan bahwa setiap lulusan MBS Ki Bagus Hadikusumo minimal mempunyai kompetensi dasar untuk menanggung tugas keulamaan dan kecendikiawanan.

Membesarkan pondok bukan dengan cara menerima murid sebanyak-banyaknya tapi tidak mempertimbangkan rasio perbandingan antara guru dan murid sehingga mengabaikan amanat orang tua wali sekaligus cita-cita pondok. Membesarkan pondok juga bukan dengan cara hanya membanggakan kemewahan Gedung tapi dengan mengabaikan kemampuan stake holder apalagi dengan membebani orang tua santri. Pimpinan pondok terus menjaga tekad membesarkan pondok dengan semangat keihklasan, kemandirian dan komitmen penuh pada cita-cita Persyarikatan Muhammdiyah.

Semoga pondok pesantren MBS Ki Bagus Hadikusumo mampu terus maju Bersama dengan pondok pesantren Muhammadiyah lainnya.